Tahun Baru Islam, yang dimulai pada tanggal 1 Muharram, merupakan momentum sakral dalam kalender Hijriyah. Umat Islam dianjurkan untuk mengisinya dengan amalan-amalan yang mendekatkan diri kepada Allah SWT. Salah satu amalan yang diwariskan oleh para ulama salaf dan disebut dalam berbagai literatur tasawuf klasik adalah menulis kalimat basmalah (“بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ”) sebanyak 113 kali pada malam 1 Muharram.
Amalan ini bukanlah ibadah wajib, namun termasuk dalam kategori fada’il al-a‘māl (keutamaan amal), yang dikenal luas di kalangan ulama sebagai sarana meraih keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT dalam menjalani tahun yang baru.
Dalam kitab Khazīnatul Asrār Jalīlatul Adzkār karya Imam Muhammad Haqqī an-Nāzilī, dijelaskan bahwa menulis “bismillah” sebanyak 113 kali pada awal tahun Hijriyah memiliki keutamaan khusus. Amalan ini diyakini dapat:
- Menjadi penjaga dari segala bentuk keburukan,
- Memberikan perlindungan sepanjang usia,
- Menjadi sebab keamanan dari penguasa zalim,
- Dan mendatangkan keberkahan dalam urusan dunia dan akhirat.
Dalam sumber lain, seperti Tafsir as-Sirāj al-Munīr karya Imam Muhammad asy-Syarbīnī al-Khāthib, disebutkan bahwa jumlah basmalah dalam Al-Qur’an adalah 113, karena Surah At-Taubah tidak diawali dengan basmalah. Inilah dasar numerik amalan tersebut.
Dalam Hāsyiyah Tafsir al-Baidhāwī juz pertama, Syekh Muḥyiddīn menukil riwayat dari Khalifah ‘Umar bin ‘Abd al-‘Azīz RA, bahwa dalam menulis basmalah hendaknya memperhatikan adab dan estetika huruf-huruf Arab sebagai bentuk ta‘zhīm (pengagungan) terhadap lafaz yang berasal dari wahyu.
Adab Teknis Penulisan:
- Memanjangkan huruf “ba” (ب) di awal.
- Menegaskan bentuk gigi tiga pada huruf “sin” (س).
- Membulatkan huruf “mim” (م) secara proporsional.
- Menulis dengan tinta bersih, di atas kertas suci, dalam keadaan berwudhu, menghadap kiblat, dan dengan penuh kekhusyukan.
Penulisan ini bukanlah sembarang tulisan, melainkan bentuk taqarrub (pendekatan diri) kepada Allah dengan lafaz mulia yang menjadi pembuka setiap surat Al-Qur’an.
Waktu menulis 113 “bismillah” dimulai sejak Maghrib malam 1 Muharram — karena pergantian hari dalam kalender Hijriyah terjadi saat terbenamnya matahari — dan berlangsung hingga Maghrib hari berikutnya (24 jam penuh).
Dianjurkan untuk memulai penulisan setelah shalat Maghrib, dalam suasana hati yang tenang, sebagai bagian dari muhāsabah (introspeksi diri) dan niat memperbaiki diri di tahun yang akan datang.
Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Ittiḥāful Amajid bi Nafā’is al-Fawā’id karya Abū Munyah asy-Syankūjī, setelah menyelesaikan penulisan 113 basmalah, dianjurkan untuk membaca doa berikut:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِفَضْلِ بسمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ، وَبِحَقِّ بسمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ، وَبِهَيْبَةِ بسمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ، وَبِمَنْزِلَةِ بسمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ، ارْفَعْ قَدْرِي، وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي، وَاشْرَحْ صَدْرِي، يَا مَنْ هُوَ كهيـعص، حـمعسـق، الم، المص، المر، حـم، اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، بِسِرِّ الْهَيْبَةِ وَالْقُدْرَةِ، وَبِسِرِّ الْجَبَرُوتِ وَالْعَظَمَةِ، اجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الْمُتَّقِينَ، وَأَهْلِ طَاعَتِكَ الْمُحِبِّينَ، وَارْزُقْنِي عِلْمًا نَافِعًا، يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ، وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ.
Amalan menulis “bismillah” 113 kali di awal Muharram bukan sekadar rutinitas tradisional, tetapi merupakan ekspresi ruhani yang kaya makna: memulai tahun baru dengan nama Allah, memohon penjagaan dan kemuliaan hidup di bawah naungan rahmat-Nya. Ini adalah bentuk tadzkirah (peringatan) bahwa segala sesuatu harus diawali dengan menyebut nama Allah, dan bahwa hidup seorang Muslim mesti diarahkan menuju keridaan-Nya.
Semoga Allah SWT memberikan keberkahan dan keamanan bagi kita semua di tahun baru 1447 H dan menjadikannya sebagai awal bagi peningkatan iman, ilmu, dan amal. Wallahua’lam bis showab.