Tahun baru hijriyyah, itulah yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar nama Muharrom. Namun ada yang lebih familiar dari bulan Muharrom yaitu hari istimewa Asyuro pada tanggal 10 Muharrom. Pada tanggal tersebut banyak peristiwa yang luar biasa terjadi, di antaranya:
- Diterimanya taubat Nabi Adam a.s. setelah diturunkan dari surga.
- Diangkatnya Nabi Idris a.s. ke surga.
- Mendaratnya kapal Nabi Nuh a.s. di bukit Judiyy.
- Diselamatkannya Nabi Ibrahim a.s. dari kobaran api.
- Diturunkannya kitab Taurat kepada Nabi Musa a.s.
- Keluarnya Nabi Yusuf a.s. dari penjara.
- Kembalinya penglihatan Nabi Ya’qub a.s. setelah mengalami kebutaan.
- Keluarnya Nabi Yunus a.s. dari perut ikan.
- Terbelahnya laut untuk Nabi Musa a.s. dan tenggelamnya Firaun.
- Diciptakannya jagat raya.
- Terbunuhnya cucu Rosul saw. Sayyid Husain bin Ali bin Abi Tholib.
Dan masih banyak lagi peristiwa yang luar biasa pada bulan Muharrom, tepatnya pada hari Asyuro. Bahkan seperti yang disampaikan oleh Sayyid Bakri bin Muhammad Syato dalam kitab beliau I’anatut Tholibin, bahwa hari kiamat kelak akan terjadi pada hari Asyuro.
Amalan-Amalan Di Hari Asyuro (10 Muharrom)
Selain banyak sekali peristiwa yang luar biasa pada hari Asyuro, Allah subhanahu wata’ala. juga memberikan pahala besar-besaran sebagai imbalan amal ibadah yang dikerjakan pada hari tersebut. Dalam kitab I’anatu Tholibin Sayyid Bakri bin Muhammad Syato berkata : “Bahwa barang siapa yang menyantuni anak yatim di hari Asyuro maka dia seolah-olah menyantuni semua anak yatim yang ada di seluruh dunia”.
Amalan-amalan di hari Asyuro yang mempunyai tendensi hadits ada dua, yaitu:
- Puasa Asyuro
Kesunahan puasa Asyuro atau puasa pada tanggal 10 Muharrom diambil dari hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam kitab Shohihnya:
عَنْ أَبِي مُوسَى -رضي الله عنه- قَالَ: «دَخَلَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- الْمَدِينَةَ وَإِذَا أُنَاسٌ مِنَ الْيَهُودِ يُعَظِّمُونَ عَاشُورَاءَ وَيَصُومُونَهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-: نَحْنُ أَحَقُّ بِصَوْمِهِ. فَأَمَرَ بِصَوْمِهِ
Dalam hadits tersebut dijelaskan bahwa pada saat Rosulullah saw. datang ke Madinah, orang-orang Yahudi Madinah sedang menjalankan puasa sebagai bentuk penghormatan terhadap hari Asyuro. Mereka melakukan itu sebagai bentuk syukur karena pada hari itu merupakan kemenangan Nabi Musa a.s. melawan Firaun. Lalu Rosulullah saw. memerintahkan para sahabat untuk berpuasa karena orang Islam lebih punya hak untuk mengakui kemenangan Nabi Musa a.s.
Puasa Asyuro memiliki keutamaan yang sangat luar biasa. Keutamaan tersebut adalah barang siapa yang berpuasa pada hari Asyuro maka akan diampuni dosa-dosanya selama satu tahun yang telah lampau. Di dalam kitab Shohih Muslim diriwayatkan:
عن أبِيْ قَتَاَدَةَ رَضِيَ الله عَنهُ أنَّ رَسُوْلَ الله ﷺ سُئِلَ عَنْ صِيَامِ يَوْمِ عَاشُوْرَاءَ فَقَالَ: يُكَفِّرُ السَّنَةَ المَاضِيَةَ. (رواه مسلم).
Artinya : “Diriwayatkan dari shohabat Qotadah r.a. bahwa Rosulullah saw. Pernah ditanya mengenai puasa Asyuro. Maka Rosulullah saw. Berkata : “Puasa Asyuro itu melebur dosa satu tahun yang telah lampau”.
Dalam praktek puasa Asyuro kita juga disunahkan untuk berpuasa pada hari sebelumnya atau tanggal 9 Muharrom yang dikenal dengan hari Tasu’a. Hal ini bertendensi pada hadits yang diriwayatkan oleh imam Muslim, yaitu:
خّالِفُوْا أَهْلَ الكِتَابِ وَصُوْمُوْا يَوْمًا قَبْلَهُ وَيَوْمًا بَعْدَهُ
Artinya: “Berbedalah kalian dengan ahli kitab (Yahudi), dan berpuasalah kalian sehari sebelum hari Asyuro dan sehari setelahnya”
Dalam satu riwayat Rosulullah saw. bersabda, seandainya beliau masih hidup pada tahun berikutnya maka beliau akan menjalankan puasa Tasu’a.
Puasa Tasu’a ditujukan supaya puasa Asyuro tidak menyerupai puasanya orang Yahudi. Karena orang Yahudi hanya berpuasa pada tanggal 10 Muharrom saja. Sedangkan hari sebelum dan sesudahnya mereka tidak menjalankan puasa.
- Memperbanyak Shodaqoh Kepada Keluarga Maupun Kepada Fakir Miskin
Selain sunah melakukan puasa pada hari Asyuro, dianjurkan pula untuk memberikan kelonggaran kepada keluarga, yaitu dengan memberi nafkah lebih dari pada hari-hari biasa. Hal ini merupakan anjuran dari Rosulullah saw. seperti dalam kandungan hadits berikut:
مَنْ أَوْسَعَ عَلَى عِيَالِهِ وَأَهْلِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ أَوْسَعَ اللهُ عَلَيْهِ سَائِرَ سَنَتِهِ
Artinya: “barang siapa memberi kelonggaran rizki kepada keluarganya pada hari Asyuro maka Allah akan memberinya kelonggara kepadanya selama satu tahun”.
Selain kepada keluarga disunahkan pula untuk memperbanyak shodaqoh kepada fakir miskin. Dikisahkan oleh Sayyid Bakri bin Muhammad Syato dalam kitab I’anatut Tholibin bahwa ada seorang Yahudi yang memperoleh hidayah masuk Islam karena mendapatkan barokah bersedekah pada hari Asyuro. Dalam kisah tersebut orang Yahudi itu masuk Islam setelah bermimpi melihat sebuah gedung yang merupakan imbalan atas shodaqohnya kepada orang miskin. Orang yahudi tersebut memberi shodaqoh tersebut dalam rangka menghormati hari Asyuro. Setelah melihat gedung tersebut seketika itu juga ia mengucapkan syahadat dan memeluk agama Islam.
Demikian sekelumit ulasan mengenai hari Asyuro. Semoga kita bisa memanfaatkan momentum ini untuk panen pahala dari Allah subhanahu wata’ala. Amiin.
Akhirul kalam wallahu a’lam bish showab.
Oleh: Ahmad Nurul Amin